Pedoman
Pedoman Konstruksi dan Bangunan Pd T-05-2005-B Tentang Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan
Pedoman perencanaan tebal lapis tambah dengan metode lendutan dengan menggunakan alat Falling Deflectometer (FWD) belum dibuat NSPM nya sedangkan Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983) dipandang perlu direvisi karena ada beberapa parameter yang perlu penyesuaian. Salah satu penyesuaian yang perlu dilakukan adalah pada grafik atau rumus tebal lapis tambah/overlay. Rumus atau grafik overlay yang terdapat dalam pedoman dan manual tersebut berbentuk asimtot dan lendutan setelah lapis tambah terbatas sebesar 0,5 mm. Hal ini tidak realistis terutama untuk perencanaan perkerasan yang melayani lalu lintas padat dan berat. Berdasarkan perencanaan dengan cara mekanistik (teori elastis linier) yang mengatakan bahwa kebutuhan kekuatan struktur perkerasan yang dicerminkan dengan besaran lendutan sejalan dengan akumulasi beban lalu lintas rencana, maka makin banyak lalu lintas yang akan dilayani, lendutan rencana harus makin kecil. Upaya untuk memenuhi tuntutan tersebut perlu disusun pedoman perencanaan tebal lapis tambah dengan metode lendutan yang disesuaikan dengan kondisi lalu lintas dan lingkungan di Indonesia. Saat ini acuan yang ada adalah Tata Cara Pemeriksaan Lendutan dengan alat Benkelman Beam (SNI 07-2416-1991), Perencanaan Tebal Perkerasan dengan Analisa Komponen (SNI 03-1732-1989) dan Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983). Dengan telah diberlakukannya pedoman ini maka Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983) tidak berlaku lagi. Pedoman ini diharapkan akan memberikan keterangan yang cukup bagi perencana, pelaksana dan pengawas dalam perencanaan atau perhitungan tebal lapis tambah untuk konstruksi perkerasan lentur.
0000000911 | R 658.4013 DEP p | Library Pusperkim (Folder 10) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain